Jumat, 25 November 2016

DROP BUKU KE DUSUN TOLETOLE DESA KAWATA KEC.WASUPONDA KAB. LUWU TIMUR




 
 (bersama murid Kelas jauh SDN 245 Toletole)
oleh : Arvan TR

Disela sela kesibukan saya menyusun thesis S1 saya, beberapa kesibukan kecil yang sedikit menghasilkan, tapi semua kesibukan  itu tidak menjadi kendala untuk melakukan kegiatan sosial karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial,khususnya kegiatan kegiatan sosial pada sosial kependidikan untuk desa terpencil/tertinggal seperti yang kami lakoni sekarang  dalam naungan sebuah komunitas sosial pendidikan yang biasa kami sebut TRIP TROOPER dan tetap juga memikirkan kegiatan kegiaatan ssosial lainnya. Kesadaran akan pentingnya pendidikan mendorong saya lebih semangat untuk berbuat lebih terhadap dunia pendidikan di desa desa terpencil. Karena sadar bahwa pendidkan adalah gerbong menuju kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan hal hal terkecil hingga hal hal terbesar yang normalnya akan dilewati setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang diimpikannya akan sangat sulit untuk dapat di wujudkan. 

 



(jalan menuju kelas jauh SDN 245 toletole)
Faktanya memang tidak semua orang yang berpendidikan sukses dalam perjalanan hidupnya, tetapi jika dilakukan perbandingan maka orang yang berpendidikan tetap jauh lebih banyak yang bisa mengecap kesuksesan daripada orang yang tidak pernah mengecap pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan adalah alat untuk mengembangkan diri, mental, pola pikir dan juga kualitas diri seseorang.
Jika orang yang dibekali ilmu saja sudah terbukti masih ada atau bahkan banyak yang mengalami kegagalan, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak dengan mereka yang tidak dibekali ilmu sama sekali? Logikanya sudah pasti mereka akan lebih kesulitan dalam mengembangkan  hal hal yang diminatinya dengan tujuan untuk mendapatkan level kehidupan yang lebih baik. Proses hidup membutuhkan teori, dan dengan pendidikanlah sebagaian besar teori tersebut di dapatkan.
Jangan meyakini opini sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Apapun alasannya, setiap orang tetap mebutuhkan pendidikan. Meskipun pendidikan tidak menjamin kesuksesan seseorang, namun pendidikan akan membekali anda kualiotas diri yang lebih baik sehingga anda akan lebih berpeluang untuk mendapatkan apa yang anda cita citakan. Pendidikan merupakan alat terpenting untuk merealisasikan semua impian anda. Pendidikan adalah prioritas untuk menuju kearah yang lebih baik, dan masa depan yang lebih layak buat anda.
Oke, saya pikir cukup untuk pengantarnya tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan

Drop buku kali ini di Bumi batara guru tepatnya di Desa Kawata Kecamatan Wasuponda Kabupaten Luwu Timur. Saya belum ada gambaran jelas tentang desa kali ini,apapun tentang desa ini saya tidak mengetahui apa apa kecuali tentang daearah luwu timur yang banyak petani mericanya. Hehehe. Tanggal 18 November 2016 sesuai yang dijadwalkan saya dan 7 volunteer trip trooper lainnya akan berangkat ke Desa kawata. Semua perlengkapan yang dibutuhkan selama perjalanan dan proses kegiatan telah disiapkan dan yang paling penting buku buku bekas layak baca hasil sumbangan dari masyarakat yang akan kami drop ke sekolah di desa kawata telah disiapkan dan di packing jauh sebelumnya. Semua berjalan lancar,Tepat pukul 14.00 kami bertolak dari kota palopo dengan semangat yang luar biasa dan Alhamdulillah cuaca pada saat itu mendukung, namun sial menimpa kami di perjalanan  salah satu dari kami mengalami kecelakaan di Baebunta, Sebut saja Edi yang berboncengan dengan sebut saja susan menabrak sebuah mobil yang berada di depan yang melaju memang agak lambat dan selain menabrak mobil ia juga menyenggol motor volunteer lainnya sebut saja Dermawan sehingga motor Dermawan menyenggol motor sebut saja Amriani salah satu volunteer juga sehingga motor amriani jatuh karena si amriani tidak bisa lagi menahan beban motornya meskipun badannya lebih besar daripada motornya sendiri hahaha. Semuamnya baik baiknya saja tidak ada yang luka atau kerusakan pada motor kami tapi mobil yang di tabrak mengalami kerusakan dan sepertinya kami akan ganti rugi hahaha. Setelah semua masalah selesai kami melanjutkan perjalanan, lumayan menyita waktu juga musibah ini tapi tak apalah semua sudah ada yang atur pasti ada hikmah dibalik semua itu. Sebenarnya dari kami belum ada yang lihat desa kawata karena volunteer yang sebelumnnya obeservasi tidak ikut karena ada sedikit urusan, untungnya ada warga desa kawata sebut saja Wawan yang menunggu kami di Tarengge yang merupakan kerabat salah dari volunteer yang terlebih dahulu melakukan observasi. Pada pukul 17.00 kami tiba di tarengge tempat saudara Wawan menunggu kami. Kami beristrahat sejenak bersama bro wawan  dan beberapa menit kemudian kami melanjutkan perjalanan pastinya bersama dengan bro wawan yang akan menjadi penunjuk jalan. Sebelum tiba di malili malam sudah tiba dan saya harus menyesuaikan motor saya di belakang motor yang lainnya karena motor saya lampunya tidak menyala,motor teman maksudnya bukan motor saya kebetulan saja saya yang bawa dan bonceng teman itu,uhuuukkk. Sekitar satu jam perjalanan kami tiba di malili dan langsung menuju ke desa kawata, belok kiri setelah jembatan malili, jalanan yang berbelok belok, tikungan tajam, bebatuan lepas menjadi tantangan tersendiri bagi saya dengan mengenderai motor tanpa lampu,dengan mengandalkan lampu motor teman dari belakang dan blits hp samsung J1 Acenya boncengan alias yang punya motor tak berlampu sedikit mempertajam penglihatan. Namanya juga desa yang jauh dari keramaian tanpa lampu penerangan jalan. Sedikit informasi bahwa selama 3 hari nanti kami tidak akan bisa menggunkan HP untuk berkomunikasi,main sosmed dll, karena di lokasi ini tidak ada jaringan meskipun sudah ada listrik/PLN. Kurang lebih satu jam perjalanan kami tiba dirumah pak desa kawata dan buummm sebelum Turun dari motor tiba tiba listrik padam,tapi tak lama kemudain listrik kembali menyala. Kami di terima langsung oleh Bapak Desa kawata Pak Baharuddin denga baik. Kami kemudian menjelaskan maksud serta kegiatan kegiatan sosial kependidikan yang akan kami lakukan selama berada di desa kawata. Bapak kepala desa sangat mengapresiasi maksud kedatangan kami yang dengan keikhlasan berbagi datang untuk berbagi kepada sedikit pengetahuan kepada murid murid Sekolah dasar dan siswa siswa SMP yang ada dikawata. Kamipun pamit ke bapak kepala desa dan terus kerumah bro wawan karena sesuai rencana awal kalau selama kegiatan kami akan tinggal dirumah wawan sekitar 500 meter dari rumah kepala desa.
foto depan rumah tempat kami tinggal selama di desa Kawata, Bersama Bro wawan kedua dari (kanan)

Setibanya dirumah wawan kami disambut oleh orang orang yang sangat ramah,kami kemudian istrahat sejenak sambil bercerita dengan orang tua wawan beberapa menit kemudian kami di panggil makan ternyata kami sudah disiapkan makanan. Makan bersama volunteer trip trooper di desa kawata dusun tole tole memberikan kesan yang tidak terlupakan. Keluarga baru,teman baru,cerita baru,pengalaman baru. Desa kawata desa pelososk yang penuh dengan keramahan. Desa kawata yang berada di kecamatan wasuponda yang pada tahun 1965 ini hanya pimpin oleh kepala kampung bukan kepala desa,diadakannya pemilihan desa pertama pada tahun 1967 dan pada saat itu ad 3 tiga dusun yang memilih yaitu dusun tole tole, dusun laoreha,dusun kawata, sampai pada tahun 2016 desa kawata sudah 10 kali berganti kepala desa dan yang menjabat sekarang yang baru di lantik Pada tanggal 6 November 2016 setelah terpilih pada 12 Oktober 2015 oleh bupati luwu timur.
Bersama Kepala desa Kawata Bpk. Baharuddin (Baju Batik) dan Bhabinkamtibmas Bripka Naftalian (seragam polisi) 


Setelah makan malam saya dan yang lain istrahat lagi sejenak,kemudian rapat untuk agenda besok sebelum tidur. Berdasarkan hasil rapat malam itu kalau kami akan terlebih dahulu membawa buku serta mengajar di kelas jauh SDN Tole tole,menurut informasi jalanan ke atas itu cukup ekstrim dan setelah itu kami akan melanjtkan ke SMP Kawata. Setalah rapat kami pun tidur


Pagi pun tiba, saya langsung mempersiapakan diri begitu pula teman yang lain. Semua yang akan kami bawa ke kelas jauh SD Tole tole termasuk buku buku bekas layak baca sudah dipersiapkan, setelah sarapan kami pun berangkat. Setelah beberapa meter dari rumah kami disambut oleh track yang cukup ekstrem tapi itu terkalahkan oleh semangat saya serta yang lain untuk bertemu adek adek di kelas jauh SD Tole tole. Jalanan yang cukup ekstrem sampai di sekolah,kurang lebih satu jam kami tiba dilokasi dan terima langsung oleh guru yang ada pada saat itu karena kepala sekolah ada di sekolah induk. Kamipun menjelaskan lagi maksud kedatangan kami dan sangat diterima baik oleh guru guru di sekolah. Terdapat 5 kelas di kelas jauh ini dari kelas satu sampai kelas lima untuk kelas enam melanjutkan disekolah induk yang lumayan jauh. Dikelas jauh ini sangat kekurangan buku apalagi tidak ada perpustakaan di sekolah ini. Kami pun mengambil alih kelas pada saat itu setelah diizinkan oleh guru guru, kami membagi diri ada yang mengahandel kelas 1 dan 2 yang di gabung serta kelas 3,4 dan 5 yang digabung. Kami bermain sambil mengajar. Terdapat 48 murid dikelas jauh ini. Bangunan sekolah yang bagus namun tidak didukung oleh kelengkapan kelengkapan yang memadai. Setelah mengajar dan memberikan games kami kemudian membagikan buku yang kami bawa. Kebahagiaan yang sangat luar biasa bisa membuat adek adek di kelas jauh sd tole tole tersenyum lebar. Setelah semua agenda selesai kamipun menyempatkan diri untuk foto bersama sebelum pamit pulang untuk melanjutkan ke SMP Kawata.

foto bersama Bpk.Mintoro, S.Pd.,Sd Kepsek SDN 245 Tole tole (kaos berkerah orange), beserta guru2

                                                 proses belajar mengajar di dalam kelas

Setelah itu kami pamit ke kepala sekolah karena kebetulan pada saat kami sementara mengajar bapak kepala sekolah datang bersama beberapa guru lainnya. Kami melanjutkan perjalanan ke SMPN 2 Wasuponda yang terletak di dusun Toletole desa Kawata.

                    (Bersama Bpk.Jacob Arnoldus, S.Pd (baju batik) Kepsek SMPN 2 Wasuponda)
                                                  foto bareng murid SMPN 2 Wasuponda
 proses belajar mengajar yang kami berikan dikelas kelas SMPN 2


setelah mengajar di sekolah, kamipun kembali kerumah bro wawan untuk break sejenak dan melanjutkan kegiatan pada pkl. 15.30 wita bersama murid2 SMP di sanggar tani, dimana pada kesempatan inilah kami belajar, bercerita dan bermain kami memberikan sedikit games yg tentunya kami memberikan hadiah hiburan, walau tidak seberapa.
















setelah malam datang, kamipun kembali flashback tentang kegiatan yang kami laksanakan tadi, kemudian makan malam bersama pemilik rumah bercerita sedikit tentang desa dan tidur.
Minggu, 19 November 2016 kami sudah bersiap siap untuk kembali ke Palopo,setelah berpamitan dengan orangtua wawan, kamipun bersiap pulang namun bro wawan mengajak kami untuk refreshing ke airterjun Matabuntu yang terletak di Kecamatan wasuponda. yang susunan airterjunnya cukup unik.


 
Air Terjun Mata buntu Kec.Wasuponda kab. Luwu Timur

itulah sedikit dari sekian banyak hal yang bisa z deskripsikan dari program drop buku Trip Trooper kali ini, semoga tahun depan kami masih bisa berbuat di desa yterpencil lainnya, Amin....
TRIP TROOPER
#menjadiIndonesia  

Jumat, 04 November 2016

Kisah perjalanan ke Ulusalu dari seorang Srikandi Muda yang Berbuat untuk Pendidikan (Tirta Wahyuni Bambang)

Udara dingin Ulusalu dan kehangatan masyarakatnya
Kurang lebih seminggu menjadi anggota komunitas TripTrooper Palopo, saya memutuskan untuk ikut dalam pendistribusian buku di desa ke 4 sasaran komunitas ini. Desa Ulusalu, Kecamatan Latimojong, sebuah nama desa yang baru pertama kali saya dengar. Tak ada sedikitpun gambaran di benakku seperti apa desa yang akan kami tuju ini, oh ya saya tahu tentang Latimojong, salah satu gunung tertinggi di Sulawesi Selatan dan saya pun mulai membayangkan seperti apa perjalananku kali ini.. pengalaman pertama menjadi seorang volunteer dan ngetrip ke daerah pengunungan.. 🙂

Biasanya saat akan melakukan perjalanan ke suatu tempat, saya akan kepo (baca : mencari tahu) seluk beluk tempat tersebut seperti apa agar lebih mempersiapkan diri, asiik hhaha.. tapi kali ini berbeda, ntah mengapa saya membiarkan begitu saja rasa penasaran tentang Desa Ulusalu ini.. yah walaupun masih tetap saja keterkepoan dengan tanya-tanya pada Trooper ( member di TripTrooper) yang telah melakukan observasi, jawaban dari mereka semakin menambah rasa penasaran seperti apa dan bagaimana perjalanan kali ini..

Tibalah waktunya kami berangkat, Jumat 28 Oktober 2016 pukul 16.00 WITA. Menggunakan sepeda motor kami berangkat berenam, dan memulai perjalanan yang menyisakan segudang cerita. Diawali dengan pemberangkatan yang molor dari rencana awal kami berangkat pukul 14.00 WITA, melakukan perjalanan “jauh” dengan orang-orang yang baru serta persiapan yang ala kadarnya. Tentu dalam trip kali ini kami membawa buku untuk disumbangkan ke sekolah-sekolah di desa yang kami tuju. Tiga karton buku duduk indah di depan jok motor kami, dan dimulailah sebuah perjalanan membawa jendela dunia itu ke mereka, anak-anak negeri yang jauh disana.

Di penghujung Oktober yang bermusim hujan, kami berangkat dengan dengan niat baik yang sepertinya di restui oleh Allah. Tak berlebihan rasanya jika kami berpendapat seperti itu, selama perjalanan alhamdulillah kami tak berjumpa dengan hujan. Tak terbayang jika kami harus bertemu dengan hujan, medan yang kami lalui untuk sampai ke desa Ulusalu sangat berat menurutku. Melakukan perjalanan malam dengan seabrek bawaan serta medan yang berbatu, menanjak terjal, licin karena berlumpur tebal dan jurang serta satu-satunya penerangan kami hanyalah lampu sorot dari motor. Beberapa kali kami singgah untuk beristirahat sejenak bukan hanya karena kami yang kelelahan tapi karena motor yang kami kendarai juga lelah.hhaha

Motor yang mogok, buku yang jatuh beberapa kali dan kami pun juga beberapa kali terjatuh namun ajaibnya kami hanya tertawa, bukan karena lucu tapi karena kami yakin dibalik semua kesusahan yang kami lewati ini ada sesuatu yang indah telah menunggu. Tak jarang kami juga turun dari motor dan berjalan kaki dengan medan yang gak nyantai. Untaian doa dalam hati tak pernah luput dari bibir yang mulai beku karena kedinginan namun tetap bercucuran keringat karena menahan beban bawaan dan melawan rasa takut.. (ini gambaran perjalanan dari kami para wanita yang duduk manis di belakang lelaki-lelaki hebat yang mengendari motor jauh lebih hebat.hhaha)

Melewati kegelapan dan dinginnya angin malam, selalu ada harapan ketika saya melihat cahaya..namun ternyata itu hanya cahaya dari kunang-kunang yang takkan pernah kau jumpai di kota. Bertanya-tanya kapan kami akan tiba? Ini sudah hampir 7 jam perjalanan dan lelah pun menghampiri namun tidak menyurutkan semangat kami. Yah kami akhirnya memasuki desa yang kami rindukan walaupun saya sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di desa ini. Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong, waktu menunjukkan pukul 22.30 WITA udara dingin yang semakin menusuk seketika menghangat dengan sambutan keluarga Ne’ Janggo yang nama aslinya bapak Abd. Malik. Yah kami tiba larut malam dan terpaksa membangunkan yang punya rumah dengan kedatangan kami. Dengan ramah ibu Dina menyuguhi kami dengan kopi dan makanan, sedikit info kami juga telah membawa sedikit bekal dari Palopo dan akhirnya kami makan. Aah bahagia itu memang sederhana, sesederhana ibu Dina dan keluarganya yang istimewa.

Pagi hari, Sabtu 29 Oktober 2016 kami pun bersiap menjalankan “misi”. Sungguh pemandangan alam yang disuguhkan desa Ulusalu sangat memanjakan mata, saya pun seolah takjub dengan apa yang “telah” saya lewati untuk sampai di desa ini. Hari ini dimulai dengan bersepakat dengan diri sendiri untuk harus MANDI! Luar biasa suhu udara disini namun sangat menyejukkan.
                                       (seru-seruan bareng anak-anak pegununga di ulusalu)

Dari tiga karton buku yang kami bawa, satu kartonnya diminta oleh ibu Dina untuk diserahkan ke sekolah tempat ia mengabdi MTs Ulusalu dan dua karton lainnya kami serahkan ke MAN Ulusalu. Selain menyerahkan buku kami pun mengadakan kegiatan di SMP Negeri 1 Ulusalu. Sekolah ini tidak jauh berbeda dengan keadaan sekolah-sekolah di daerah terpencil pada umumnya. Sebelum bertemu dengan anak-anak, kami terlebih dahulu bertemu dan berbincang dengan kepala sekolah dan guru-guru. Mendengar cerita dan pangalaman mereka, saya bangga dan saya cukup ta
hu bagaimana rasanya menjadi seorang guru di daerah yang agak jauh dari jangkauan pemerintah. Satu hal yang membuat saya bangga mendengar cerita tantang SMPN 1 Ulusalu ini, ia berhasil mengirim seorang siswanya untuk mewakili Kabupaten Luwu di OSN Matematika tingkat Provinsi. Wah salut, anak gunung dengan segala keterbatasan bisa sampai ke tingkat provinsi. Inilah contoh nyata, bahwa pendidikan itu bukan hanya milik ia yang kaya dan mampu serta dengan segala fasilitas yang memadai. Namun pendidikan adalah hak setiap warga negara yang mau terus belajar, berusaha mencari dan menuntut ilmu serta membawa perubahan. Tetap semangat para pejuang pendidikan dimanapun kita berada, ingatlah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Di sela-sela kami bercengkrama dengan bapak ibu guru, kami disuguhi kopi khas ulusalu. Yah daerah pengunungan ini mayoritas masyarakatnya petani kopi dan cengkeh. Mencicipi kopi hitam yang disuguhkan menambah semangat kami untuk bertemu mereka para calon generasi emas penerus bangsa. Tibalah saatnya kami berjumpa dengan mereka, melihat wajah-wajah polos mereka yang penuh tanya siapa kami ini?hhaha Kamipun berkenalan, sebisa mungkin memecah kekakuan mereka kedatangan “orang asing” dan melihat senyuman dan tawa lepas di wajah-wajah mereka. Tujuan dari kegiatan yang kami lakukan bukanlah untuk datang mengajar seperti yang dilakukan bapak ibu guru di sekolah. Kami mengajak mereka bermain sambil belajar, memberikan motivasi, dan sedikit berbagi dari apa yang kami miliki (ilmu dan semangat). Yah kami mulai sedikit mengenal mereka, bagaimana mereka yang malu-malu berani bermimpi dan berani menggapai impiannya masing-masing. Tidak mudah untuk mereka ke sekolah, sekali lagi jalanan di desa Ulusalu memang gak nyantai ditambah harus berjalan berkilo-kilo meter untuk sampai di sekolah, serta sarana dan prasana sekolah yang kurang memadai. Inilah potret pendidikan di hampir seluruh pelosok negeri ini, mereka tertinggal bukan karena mereka tidak mampu tapi karena mereka selalu hampir luput dari perhatian. Dan saya bangga terhadap orang-orang yang masih peduli, masih ingin berbagi dan memikirkan orang lain. Tetap semangat kakak-kakak volunteer! Tetap semangat TripTrooper, sedikit bergerak itu membawa perubahan daripada hanya diam! Jadilah bermanfaat, belajar, berbagi, peduli dan semangat bermimpi! Satu hal yang saya dapatkan menjadi volunteer di TripTrooper, ini bukanlah tentang seberapa jauh kami pergi, bukan sekedar pemadangan indah yang disuguhkan, dan bukan pula beberapa foto keren yang bisa kami dapatkan. Namun ini tentang senyuman anak-anak yang menunggu untuk dilihat dan menjadikanmu bermanfaat. Akan ada rindu yang teringgal di setiap perjalanan.

Rabu, 02 November 2016

Drop Buku ke Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu

Drop Buku Ke 4 Trip Trooper Palopo...

Kali ini Trip Trooper berkunjung ke Desa Ulusalu, desa yang terletak sekitar 50km dari Kota Belopa pada hari jumat sampai Minggu tepatnya tanggal 28-30 Oktober 2016, sebelumnya kami telah mengobservasi desa ini dan sudah mengenal kondisi treknya yang cukup menantang.

                                          (Foto bareng depan Basecamp sebelum berangkat)

Awalnya kami niat berangkat pada pkl 13.00 wita namun karena sedikit kendala akhirnya kami berangkat pada pukul 15.30wita dari basecamp di perumahan Citra Graha Binturu Kota palopo, kami berangkat menggunakan 3 motor standar, masing-masingnya berboncengan, pada pkl 18.00 kami rehat di salah satu mesjid di kec.bajo barat untuk shalat maghrib lalu melanjutkan perjalanan sampai di desa Rante Balla, trek masih mendukung kami rehat lagi setelah sekitar 30 menit perjalanan dari mesjid tadi karena motor yang kepanasan dan trek yang akan kami lalui dari desa Ranteballa ini mulai menanjak dan berlumpur, setelah istirahat sekitar 15menit, kamipun melanjutkan perjalanan sekitar pkl 19.30 wita, cuaca di desa sudah mulai terasa dinginnya ditambah penerangan yang belum ada disepanjang jalan,jadi  kami hanya mengandalkan lampu motor sebagai penerang jalan, setelah melewati tanjakan dan lumpur akhirnya tiba juga kami di rumah salah satu warga yang kami niatkan untuk bermalam, salah satu orang yang disegani di desa Ulusalu yakni Bpk Abd. malik atau akrab disapa ne' Janggo, kami tiba sekitar pkl 22.45 wita. setelah dipersilahkan masuk, kami langsung disuguhkan kopi khas Ulusalu dan disajikan makan malam oleh Ibu dina anak ne' janggo yang juga guru di Mts Ulusalu, untung juga kami membawa sedikit bekal jadi tidak terlalu merepotkan tuan rumah. setelah makan malam kamipun segera tidur setelah berbincang dengan ne' Janggo mengenai niat kedatangan kami,
"pada malam hari, suhu di desa Ulusalu cukup dingin disarankan menggunakan selimut tebal, atau Sleeping Bag"
                                   (bersama Bu dina "tengah" dan Ne' Janggo "ke2 dari kanan")

Ulusalu dalam bahasa indonesia Ulu ( Kepala) Salu (Sungai) yang bisa kita maknai di ujung sungai, dan memang letak desa ini berada di ujung sungai dimana kita dapat melihat secara langsung dari kejauhan sarassa kembar (Air terjun Kembar) dusun Gamaru yg jarak tempuhnya dari jalan poros desa Ulusalu sekitar 15km.

Desa Ulusalu berada pada wilayah pegunungan latimojong, dimana mayoritas masyarakatnya adalah petani Kopi dan cengkeh.

pada kunjungan kali ini, kami memberikan buku-buku pelajaran di Mts Ulusalu, dan juga MAN Ulusalu yang sekolahnya tidak sempat kami datangi untuk kegiatan karena waktu yang kurang, namun kami tetap berkegiatan di SMP Negeri 1 Ulusalu, setelah berbicara dengan kepala Sekolah tentang maksud dan tujuan kedatangan kami,   akhirnya kami diberi kesempatan untuk memberikan sedikit materi kepada adik-adik siswa


                                     (games pendidikan bersama murid SMP Negeri Ulusalu)

NB :
- artikel ini masih dalam tahap pratinjau,
- mohon ditambahkan jika ada yang kurang atau salah,
- kritik dan saran kami terima,

(kami hanya berusaha berbuat, walau itu sedikit yang jelas kami bergerak)
TRIP TROOPER "Menjadi Indonesia"

Senin, 17 Oktober 2016

Limbong (Rongkong) dan Pesona Negeri Tanah Masakke

Trip pada tanggal 25-27 maret, 2016 lalu menjadi kesan tersendiri buat Troopers yang berangkat saat itu. Trip Trooper saat itu mengunjungi salah satu desa di Luwu Utara tepatnya di kecamatan Limbong/Rongkong dimana rute  tersebut melalui desa Sabbang , di Kecamatan Limbong sendiri terdapat :

Desa Rinding Allo
Desa Kanandede
Desa Komba
Desa Limbong
Desa Marampa
Desa Minanga
Desa Pengkendekan  

Untuk melakukan perjalanan ke Kec. Rongkong (ex Limbong) memakan waktu kurang lebih 4 - 5 jam dari kota Palopo dan memang sangat menguras tenaga, disebabkan jalanan yang menanjak dan belum diaspal namun menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para pecinta track yang agak sulit. seperti yang kita ketahui rute ke Rongkong ini juga adalah juga Rute untuk ke Seko dimana transportasi untuk ke daerah ini masih jarang, kebanyakan masyarakatnya menggunakan motor Trail rakitan, kadang juga truck, yang terkadang membawa barang2 jualan atau penumpang, dan jalur inilah satu-satunya yg digunakan oleh para pengojek Seko (Ojek Termahal di Indonesia) tanya kenapa????? :) sepanjang rute Rongkong dan Seko ini masih dalam tahap pembangunan, masyarakat di dua kecamatan ini sangat berharap agar kiranya jalan ini bisa segera diselesaikan walau belum diaspal tapi setidaknya wajarlah untuk dilalui kendaraan karena jalan ke 2 kecamatan ini dan Sewaktu-waktu longsor bisa saja terjadi yang tentunya  jalan akan tertutup sulit untuk dilauli.

Menuju ke Rongkong, walaupun jalanannya masih kurang baik, dimana kita akan melewati tanah yang berlumpur, batu cadas dan tanjakan yang luar biasa memaksa motor berulang kali berhenti karena tidak mampu. semua itu akan terbayar dengan apa yang ada di sekeliling kita, kita akan melewati gugusan gunung dan pemandangan yang warbysa..luarbiasa maksudnya landscape nya, view nya, dan rice terrace  nya yang memanjakan mata. tapi dari semua pemandangan indah itu keletihan dari perjalanan sangat bersaing bagaimana tidak jalan yang belum di aspal,

Troopers saat itu membawa sekitar 300 Buku layak baca dari sumbangan warga dimana kategori buku tersebut terdiri dari buku bacaan umu, SMA, SMP, SD.


 

kita juga akan melewati Patung perjuangan Suku Rongkong dan Suku Seko
sesampainya disana kami di sambut hangat di rumah jabatan Kecamatan Limbong oleh Pak Palimpunan, S.Pd selaku Camat yang  menjabat saat itu. di hari pertama kami melakukan observasi dan melakukan percakapan bersama beberapa warga juga mengunjungi SMP Negeri 1 Limbong.
dan pada hari kedua kami mengajar dan mensosialisasikan keberadaan buku yang kami bawa dan mengingatkan kepada masyarakat betapa pentingnya meluangkan waktu untuk membaca.
walaupun kondisi desa ini yang sulit dijangkau namun masyarakat di Limbong sangat makmur, sumber alam dan sumber daya manusianya sangat mencukupi. Mata pencaharian warga adalah bertani dan bercocok tanam tanahnya ayang sangat subur membuat pertanian tidak perlu di bantu dengan pupuk atau pestisida lainnya. Beras  dan kopi merupakan panganan paling handal yang selalu menjadi buah bibir diluar daerah lainnya karena rasa dan bijinya yang begitu berbeda.


sekedar info suhu disini sangat dingin dan begitu sejuk serasa musim salju saja mungkin itu menjadi salah satu alasan Pertanian disini begitu subur. airnya saja begitu dingin menembus tulang saat tidur di malam hari Sleeping Bag dan tambahan selimut masih saja terasa dinginnya, di siang hari matahri terik tidak tersa panas karena sejuknya Limbong ini. sungguh "Tanah Masakke" mata dan tubuh kita sangat di manjakan di area ini. 




Kamis, 21 Juli 2016

(INSPIRASI) Torehan kata dari Seorang Noviana Putri Peatry

Nama Lengkap : Noviana Putri P.
T.T.L : Bassiang,5 Desember 1992
Mahasiswi Universitas Cokroaminoto Palopo, Jurusan FKIP Bahasa Inggris, yang jago Masak dan paham pengelolaan administrasi, walau bertubuh bogel namun sering menuliskan ungkapan-ungkapan yang sarat akan makna kehidupan, berikut beberapa kata2 inspirasinya:

Indonesia, 18 Juli 2016 :
Sebenarnya kita mampu membiayai hidup.. yg sulit itu mengikuti gaya hidup.
Beli barang krn merk..belilah krn fungsinya
Nge cafe..nge selfie biar kekinian katanya trus upload k sosmed
Konyol ketika berusaha mengikuti lifestyle menghabiskan waktu , materi berpoyah poyah agar terlihat elegant dan bersaing.
Kebutuhan? Bukan. Hasrat ingin terkenal dan kekinian itu!
Jangan memaksakan diri untuk mewah kalau saja kamu rapuh nyatax.
Selamat Malam..be smart people!


Indonesia, 16 Juli 2016 :

Karena hidup untuk bermanfaat bukan untuk kaya, kalaupun kaya harus bermanfaat.

Indonesia, 14 Juli 2016:

Title jangan di kejar ..yang penting ilmunya sudah terpakai belum.. buat apa banyak title klo belum bisa bermanfaat untuk orang sekitar...
klo ngetrip[ jangan asal........ngetrip yang tidak kosong lah, jangan menyukai sesuatu yg instan

 foto bareng Bpk A. Lutfy ( Anggota DPR-RI ) di kediamannya Masamba


Indonesia, 17 Juni 2016 :
ada tiga hal yang membunuh panik saya
1. Memasak
2. nge.trip
3. bakingan
karna saat panik kita butuh piknik..piknik d rumah sama bahn dapur juga piknik Rasa haha.
dan kalau cepat habis proses tdk masalah lelahnya. berarti buatan saya cukup lezat hahaha
happy Cooking





Indonesia, 10 Juni 2016:

Ngajar jangan kejar gajinya .. mendidik tidak selicik itu. Jangan hitung hitungan habis berapa kalau ikhlas ada bayaran tersendiri di hati lihat orang lain bisa lebih tahu. kalau ngajar jgn hitung kemampuan jangan bedakan antara mereka .. pendidikan tidak sekonyol itu.
mereka bukan tidak tau..bukan tidak mau maju hanya saja mereka kurang paham.
orang pendidikan belum tentu bisa jadi pendidik yang di inginkan mereka.. hah! jangan terlalu banyak judge guru.. kita masih banyak yang benar di jalurnya
kami ke desa terpencil bukan untuk cari popularitas. .bukan juga cari keuntungan.
karena kami sadar betapa penting nya kesetaraan pendidikan di sana dan disini. betapa pentingnya mereka untuk juga maju.
saya tidak bermimpi kaya jadi Pendidik
yang saya tahu travelling. .masih mau bebas..tapi peduli Mendidik.
saya belajar banyak disini TripTrooper saya belajar bahwa mendidik itu keras. kadang jadi guru harus se sedih itu!
TripTrooper Menjadi Indonesia

 Indonesia, 08 Juni 2016 :
Saya lebih suka susu coklat dan fanatik dgn susu tapi kadang tubuh minta caffeine dan kopi susu selalu jadi yang nikmat. Hidup kadang begitu sesuka apapun kita..kadang akan jenuh dan mencoba hal baru tapi tetap saja membawa sedikit rasa suka dasar di dalamnya. Bukan bosan hanya butuh Rasa baru sekali kali agar tau rasa lain.
Hahaha krn susu dengan coklat itu smoothy dan susu dengan kopi itu more strong.

           bersama salah satu Binaragawan dari Jepang di event Man of Stealth, Makassar.

Berbagi buku dengan TPA Al-Gifari Desa Batusitanduk Kec.Walenrang Kab.LUWU

Berbagi buku layak baca di TPA Al-Gifari Desa Batusitanduk, kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu.
Sosok sederhana yang mampu berbuat untuk Negeri:
16 Juli 2016 Abdul Majid Seorang Pria kurus dan berpenampilan sederhana asal desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu, memiliki keseharian sebagai salah satu tenaga Honorer di Kantor Desa sebagai pelayan masyarakat, disamping kesibukannya itu, ia lebih aktif sebagai Pembina di salah satu Taman Pengajian Anak (TPA) Al-Gifari.
Status pendidikan yang tidak tinggi, namun berpikir kenapa tidak dengan ilmu yang dimiliki bisa dibagikan kepada orang lain, dibandingkan mereka yang berpendidikan tinggi namun mengutamakan penghasilan ketika berbagi ilmu.


 foto bersama Trip trooper dan TPA AL-Gifari desa Batusitanduk Kec. Walenrang Kab.Luwu



 Pembina TPA Al-Gifari (kiri) beserta 2 Santriawannya yang menjadi juara pada lomba PILDACIL antar Kapolsek se Kab.Luwu pada bulan Ramadhan 2016.


Sejak tahun 1999, Abdul Majid yang akrab di sapa Maji' sudah memulai untuk mengajarkan anak-anak kecil mengaji dari umur 7 sampai 14 Tahun, tidak sedikit yang sudah menamatkan Bacaan Al Qurannya di TPA yang buat, dengan bermodal niat dan semangat untuk berbuat ia pun melanjutkan semangatnya hingga saat ini.
Bukan upah yang dia harap, tapi semangat anak kecil untuk belajar Agama!
Walaupun dengan keterbatasan dan kekurangan yang ada, namun prestasi anak didiknya tidak diremehkan, mereka Juara umum MtQ antar kecamatan, juara 1 Lomba semarak ramadhan KKN unhas Gel.85 2013, juara 1 pawai ta'aruf antar kecamatan, juara umum perayaan 1 muharram 2015, dan juara 2 pada Pildacil antar Polsek se-kabupaten Luwu. serta anak didiknya juga sering menjadi protokol/ penceramah shalat Tarawih di mesjid2 yang ada di Walenrang.
Inilah salah satu pemuda yang wajib kita contoh.
‪#‎berbuatuntuknegeri‬ ‪#‎triptrooper‬ ‪#‎saveeducation‬ ‪#‎education‬ ‪#‎pemuda‬ ‪#‎sosial‬ ‪#‎bagiilmu‬ ‪#‎luwu‬ ‪#‎walenrang‬