(bersama murid Kelas jauh SDN 245 Toletole)
oleh : Arvan TR
Disela sela kesibukan
saya menyusun thesis S1 saya, beberapa kesibukan kecil yang sedikit
menghasilkan, tapi semua kesibukan itu
tidak menjadi kendala untuk melakukan kegiatan sosial karena pada dasarnya kita
adalah makhluk sosial,khususnya kegiatan kegiatan sosial pada sosial
kependidikan untuk desa terpencil/tertinggal seperti yang kami lakoni sekarang dalam naungan sebuah komunitas sosial
pendidikan yang biasa kami sebut TRIP TROOPER dan tetap juga memikirkan
kegiatan kegiaatan ssosial lainnya. Kesadaran akan pentingnya pendidikan mendorong
saya lebih semangat untuk berbuat lebih terhadap dunia pendidikan di desa desa
terpencil. Karena sadar bahwa pendidkan adalah gerbong menuju kehidupan yang
lebih baik dengan memperjuangkan hal hal terkecil hingga hal hal terbesar yang
normalnya akan dilewati setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar
semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa
pendidikan, maka logikanya semua yang diimpikannya akan sangat sulit untuk
dapat di wujudkan.
(jalan menuju kelas jauh SDN 245 toletole)
Faktanya memang tidak
semua orang yang berpendidikan sukses dalam perjalanan hidupnya, tetapi jika
dilakukan perbandingan maka orang yang berpendidikan tetap jauh lebih banyak
yang bisa mengecap kesuksesan daripada orang yang tidak pernah mengecap
pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan adalah alat
untuk mengembangkan diri, mental, pola pikir dan juga kualitas diri seseorang.
Jika orang yang
dibekali ilmu saja sudah terbukti masih ada atau bahkan banyak yang mengalami
kegagalan, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak dengan mereka yang tidak
dibekali ilmu sama sekali? Logikanya sudah pasti mereka akan lebih kesulitan
dalam mengembangkan hal hal yang diminatinya
dengan tujuan untuk mendapatkan level kehidupan yang lebih baik. Proses hidup
membutuhkan teori, dan dengan pendidikanlah sebagaian besar teori tersebut di
dapatkan.
Jangan meyakini opini
sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Apapun alasannya, setiap orang
tetap mebutuhkan pendidikan. Meskipun pendidikan tidak menjamin kesuksesan
seseorang, namun pendidikan akan membekali anda kualiotas diri yang lebih baik
sehingga anda akan lebih berpeluang untuk mendapatkan apa yang anda cita
citakan. Pendidikan merupakan alat terpenting untuk merealisasikan semua impian
anda. Pendidikan adalah prioritas untuk menuju kearah yang lebih baik, dan masa
depan yang lebih layak buat anda.
Oke, saya pikir cukup
untuk pengantarnya tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan
Drop buku kali ini di
Bumi batara guru tepatnya di Desa Kawata Kecamatan Wasuponda Kabupaten Luwu
Timur. Saya belum ada gambaran jelas tentang desa kali ini,apapun tentang desa
ini saya tidak mengetahui apa apa kecuali tentang daearah luwu timur yang
banyak petani mericanya. Hehehe. Tanggal 18 November 2016 sesuai yang
dijadwalkan saya dan 7 volunteer trip trooper lainnya akan berangkat ke Desa
kawata. Semua perlengkapan yang dibutuhkan selama perjalanan dan proses
kegiatan telah disiapkan dan yang paling penting buku buku bekas layak baca
hasil sumbangan dari masyarakat yang akan kami drop ke sekolah di desa kawata
telah disiapkan dan di packing jauh sebelumnya. Semua berjalan lancar,Tepat
pukul 14.00 kami bertolak dari kota palopo dengan semangat yang luar biasa dan
Alhamdulillah cuaca pada saat itu mendukung, namun sial menimpa kami di
perjalanan salah satu dari kami
mengalami kecelakaan di Baebunta, Sebut saja Edi yang berboncengan dengan sebut
saja susan menabrak sebuah mobil yang berada di depan yang melaju memang agak
lambat dan selain menabrak mobil ia juga menyenggol motor volunteer lainnya
sebut saja Dermawan sehingga motor Dermawan menyenggol motor sebut saja Amriani
salah satu volunteer juga sehingga motor amriani jatuh karena si amriani tidak
bisa lagi menahan beban motornya meskipun badannya lebih besar daripada
motornya sendiri hahaha. Semuamnya baik baiknya saja tidak ada yang luka atau
kerusakan pada motor kami tapi mobil yang di tabrak mengalami kerusakan dan
sepertinya kami akan ganti rugi hahaha. Setelah semua masalah selesai kami
melanjutkan perjalanan, lumayan menyita waktu juga musibah ini tapi tak apalah
semua sudah ada yang atur pasti ada hikmah dibalik semua itu. Sebenarnya dari kami
belum ada yang lihat desa kawata karena volunteer yang sebelumnnya obeservasi
tidak ikut karena ada sedikit urusan, untungnya ada warga desa kawata sebut
saja Wawan yang menunggu kami di Tarengge yang merupakan kerabat salah dari
volunteer yang terlebih dahulu melakukan observasi. Pada pukul 17.00 kami tiba
di tarengge tempat saudara Wawan menunggu kami. Kami beristrahat sejenak
bersama bro wawan dan beberapa menit
kemudian kami melanjutkan perjalanan pastinya bersama dengan bro wawan yang
akan menjadi penunjuk jalan. Sebelum tiba di malili malam sudah tiba dan saya
harus menyesuaikan motor saya di belakang motor yang lainnya karena motor saya
lampunya tidak menyala,motor teman maksudnya bukan motor saya kebetulan saja
saya yang bawa dan bonceng teman itu,uhuuukkk. Sekitar satu jam perjalanan kami
tiba di malili dan langsung menuju ke desa kawata, belok kiri setelah jembatan
malili, jalanan yang berbelok belok, tikungan tajam, bebatuan lepas menjadi
tantangan tersendiri bagi saya dengan mengenderai motor tanpa lampu,dengan
mengandalkan lampu motor teman dari belakang dan blits hp samsung J1 Acenya
boncengan alias yang punya motor tak berlampu sedikit mempertajam penglihatan.
Namanya juga desa yang jauh dari keramaian tanpa lampu penerangan jalan.
Sedikit informasi bahwa selama 3 hari nanti kami tidak akan bisa menggunkan HP
untuk berkomunikasi,main sosmed dll, karena di lokasi ini tidak ada jaringan
meskipun sudah ada listrik/PLN. Kurang lebih satu jam perjalanan kami tiba
dirumah pak desa kawata dan buummm sebelum Turun dari motor tiba tiba listrik
padam,tapi tak lama kemudain listrik kembali menyala. Kami di terima langsung
oleh Bapak Desa kawata Pak Baharuddin denga baik. Kami kemudian menjelaskan
maksud serta kegiatan kegiatan sosial kependidikan yang akan kami lakukan
selama berada di desa kawata. Bapak kepala desa sangat mengapresiasi maksud
kedatangan kami yang dengan keikhlasan berbagi datang untuk berbagi kepada
sedikit pengetahuan kepada murid murid Sekolah dasar dan siswa siswa SMP yang
ada dikawata. Kamipun pamit ke bapak kepala desa dan terus kerumah bro wawan
karena sesuai rencana awal kalau selama kegiatan kami akan tinggal dirumah
wawan sekitar 500 meter dari rumah kepala desa.
Setibanya dirumah wawan kami disambut oleh orang orang yang sangat ramah,kami kemudian istrahat sejenak sambil bercerita dengan orang tua wawan beberapa menit kemudian kami di panggil makan ternyata kami sudah disiapkan makanan. Makan bersama volunteer trip trooper di desa kawata dusun tole tole memberikan kesan yang tidak terlupakan. Keluarga baru,teman baru,cerita baru,pengalaman baru. Desa kawata desa pelososk yang penuh dengan keramahan. Desa kawata yang berada di kecamatan wasuponda yang pada tahun 1965 ini hanya pimpin oleh kepala kampung bukan kepala desa,diadakannya pemilihan desa pertama pada tahun 1967 dan pada saat itu ad 3 tiga dusun yang memilih yaitu dusun tole tole, dusun laoreha,dusun kawata, sampai pada tahun 2016 desa kawata sudah 10 kali berganti kepala desa dan yang menjabat sekarang yang baru di lantik Pada tanggal 6 November 2016 setelah terpilih pada 12 Oktober 2015 oleh bupati luwu timur.
foto depan rumah tempat kami tinggal selama di desa Kawata, Bersama Bro wawan kedua dari (kanan)
Setibanya dirumah wawan kami disambut oleh orang orang yang sangat ramah,kami kemudian istrahat sejenak sambil bercerita dengan orang tua wawan beberapa menit kemudian kami di panggil makan ternyata kami sudah disiapkan makanan. Makan bersama volunteer trip trooper di desa kawata dusun tole tole memberikan kesan yang tidak terlupakan. Keluarga baru,teman baru,cerita baru,pengalaman baru. Desa kawata desa pelososk yang penuh dengan keramahan. Desa kawata yang berada di kecamatan wasuponda yang pada tahun 1965 ini hanya pimpin oleh kepala kampung bukan kepala desa,diadakannya pemilihan desa pertama pada tahun 1967 dan pada saat itu ad 3 tiga dusun yang memilih yaitu dusun tole tole, dusun laoreha,dusun kawata, sampai pada tahun 2016 desa kawata sudah 10 kali berganti kepala desa dan yang menjabat sekarang yang baru di lantik Pada tanggal 6 November 2016 setelah terpilih pada 12 Oktober 2015 oleh bupati luwu timur.
Bersama Kepala desa Kawata Bpk. Baharuddin (Baju Batik) dan Bhabinkamtibmas Bripka Naftalian (seragam polisi)
Setelah makan malam saya dan yang lain istrahat lagi
sejenak,kemudian rapat untuk agenda besok sebelum tidur. Berdasarkan hasil
rapat malam itu kalau kami akan terlebih dahulu membawa buku serta mengajar di
kelas jauh SDN Tole tole,menurut informasi jalanan ke atas itu cukup ekstrim
dan setelah itu kami akan melanjtkan ke SMP Kawata. Setalah rapat kami pun
tidur
Pagi pun tiba, saya langsung mempersiapakan diri begitu pula
teman yang lain. Semua yang akan kami bawa ke kelas jauh SD Tole tole termasuk
buku buku bekas layak baca sudah dipersiapkan, setelah sarapan kami pun
berangkat. Setelah beberapa meter dari rumah kami disambut oleh track yang
cukup ekstrem tapi itu terkalahkan oleh semangat saya serta yang lain untuk
bertemu adek adek di kelas jauh SD Tole tole. Jalanan yang cukup ekstrem sampai
di sekolah,kurang lebih satu jam kami tiba dilokasi dan terima langsung oleh
guru yang ada pada saat itu karena kepala sekolah ada di sekolah induk. Kamipun
menjelaskan lagi maksud kedatangan kami dan sangat diterima baik oleh guru guru
di sekolah. Terdapat 5 kelas di kelas jauh ini dari kelas satu sampai kelas
lima untuk kelas enam melanjutkan disekolah induk yang lumayan jauh. Dikelas
jauh ini sangat kekurangan buku apalagi tidak ada perpustakaan di sekolah ini.
Kami pun mengambil alih kelas pada saat itu setelah diizinkan oleh guru guru,
kami membagi diri ada yang mengahandel kelas 1 dan 2 yang di gabung serta kelas
3,4 dan 5 yang digabung. Kami bermain sambil mengajar. Terdapat 48 murid
dikelas jauh ini. Bangunan sekolah yang bagus namun tidak didukung oleh
kelengkapan kelengkapan yang memadai. Setelah mengajar dan memberikan games
kami kemudian membagikan buku yang kami bawa. Kebahagiaan yang sangat luar
biasa bisa membuat adek adek di kelas jauh sd tole tole tersenyum lebar. Setelah
semua agenda selesai kamipun menyempatkan diri untuk foto bersama sebelum pamit
pulang untuk melanjutkan ke SMP Kawata.
proses belajar mengajar di dalam kelas
Setelah itu kami pamit ke kepala
sekolah karena kebetulan pada saat kami sementara mengajar bapak kepala sekolah
datang bersama beberapa guru lainnya. Kami melanjutkan perjalanan ke SMPN 2 Wasuponda yang terletak di dusun Toletole desa Kawata.
foto bareng murid SMPN 2 Wasuponda
proses belajar mengajar yang kami berikan dikelas kelas SMPN 2
setelah mengajar di sekolah, kamipun kembali kerumah bro wawan untuk break sejenak dan melanjutkan kegiatan pada pkl. 15.30 wita bersama murid2 SMP di sanggar tani, dimana pada kesempatan inilah kami belajar, bercerita dan bermain kami memberikan sedikit games yg tentunya kami memberikan hadiah hiburan, walau tidak seberapa.
setelah malam datang, kamipun kembali flashback tentang kegiatan yang kami laksanakan tadi, kemudian makan malam bersama pemilik rumah bercerita sedikit tentang desa dan tidur.
Minggu, 19 November 2016 kami sudah bersiap siap untuk kembali ke Palopo,setelah berpamitan dengan orangtua wawan, kamipun bersiap pulang namun bro wawan mengajak kami untuk refreshing ke airterjun Matabuntu yang terletak di Kecamatan wasuponda. yang susunan airterjunnya cukup unik.
Air Terjun Mata buntu Kec.Wasuponda kab. Luwu Timur
itulah sedikit dari sekian banyak hal yang bisa z deskripsikan dari program drop buku Trip Trooper kali ini, semoga tahun depan kami masih bisa berbuat di desa yterpencil lainnya, Amin....
TRIP TROOPER
#menjadiIndonesia