Sabtu, 13 Oktober 2018

Road to Kota Seribu Gempa (Palu)

Senin, 08 Oktober 2018
Hari keberangkatan Relawan yang akan mengantarkan Bantuan Logistik ke Sulawesi Tengah tujuan kami yakni Kota Palu dan sekitarnya yang sedang dalam duka Mendalam akibat Gempa dan Tsunami yang terjadi 28 November 2018 lalu.

Logistik yang kami antarkan berupa Air Mineral, Pakaian Bekas layak pakai, Beras, Mie Instant, Pakaian Bayi, Obat-obatan, Selimut, dll yang sementara sangat dibutuhkan oleh warga di Sulawesi tengah yang terkena bencana logistik ini dapat terkumpul berkat kerjasama dari beberapa Lembaga yang tergabung dalam POSKO GABUNGAN SEHATI yang melakukan Open Donasi sejak 1 November 2018, para Lembaga yang tergabung yakni:

1.GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia)
2.TRIP TROOPER
3.SRMD (Serikat Rakyat Miskin Demokratik)
4.HAM-BASTEM
5.IPMR (Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi)
6.IPMS (Ikatan Pelajar Mahasiswa Seko)
7.PMKRI (Persekutuan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia)
8.AFK PALOPO
9.KMHDI
10.PERADAH
11.SHC
12.PMK UNCP
13.Yayasan Budi Bhakti
14.WKRI
15.AMPG Kota Palopo
yang mengumpulkan Bantuan dari masyarakat Luwu Raya dan sekitarnya yang ingin berbagi serta membantu meringankan beban masyarakat Sulawesi Tengah korban Gempa dan Tsunami.

Proses pemberangkatan dilaksanakan di Posko Gabungan Sehati pada pkl 14.00 WITA, dan dilepas oleh Wakil Walikota Palopo (H.Rahmat Masri Bandaso) dan di doakan oleh para Pemuka agama yang ada di Kota Palopo, setelah di Doakan para relawan pun mempersiapkan diri dan barang kelengkapan pribadi untuk perjalanan sampai ke Kota Palu sekedar Informasi jarak Kota Palopo ke Kota Palu yakni 540Km.

Para Relawan berangkat menggunakan 3 Motor, 1 Mobil Avanza, dan 1 Truk 10 roda yang memuat sekitar 30 Ton barang Logistik, para Relawan yang berangkat yakni masing-masing perwakilan dari Organisasi yang berangkat:
1.Steven Hamdani (Ketua Rombongan)
2.Irfan (AMPG)
3.Saldi (SRMD)
4.Karnedi(GMKI)
5.Bangsi (IPMR)
6.Tandi (PMK UNCP)
7.Junaedi (AMPG)
8.Sultan (AMPG)
9.Dion (PMKRI)
10.Jebbi (IPMR)
11.Hendro (IPMR)
12.Dermawan (Trip Trooper)
13.Bapak Hasbullah (Masyarakat)
14.Ridal (HAM BASTEM)

kami berangkat dari Posko Gabungan Sehati pada pkl 15.20 WITA dan dikawal oleh Satlantas Polres Palopo hingga di perbatasan Kabupaten Luwu setelah itu rombongan dikomandoi Steven Hamdani selama perjalanan sampai ke Palu, pkl 20.15 WITA kami tiba di Desa Lampenai Kec.Wotu Kabupaten Luwu Timur untuk mengisi perut dirumah salah satu relawan (Irfan) perjalanan kami agak sedikit lambat dikarenakan truk yang kami kawal tidak mampu untuk melaju agak kencang karena muatannya terlalu berat.

Pkl 22.00 WITA kami melanjutkan perjalanan setelah melewati setelah melewati Desa Kasintuwu, Kec.Mangkutana Kab.Luwu Timur jalan sudah mulai agak kurang bersahabat bagi pengendara di daerah ini selan jalan yang menanjak dan berkelok juga banyak lubang di tengah jalan serta aspal yang bergelombang tentu saja membuat kendaraan melambat, belum lagi Hujan yang tiba-tiba turun sehingga rombongan pun singgah untuk berteduh, karena wilayah ini adalah pegunungan tentu saja udaranya sangat dingin di malam hari walauoun menggunkan yang cukup tebal tapi tetap saja udara dingin masih tembus sampai ke tulang-tulang untung saja suasana kebersamaan menjadi penghangat serta tekad untuk membantu para korban menjadi modal untuk menghangatkan badan, tak lama lagi kami tiba diperbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah namun Bahan Bakar kendaraan mulai menipis dan kamipun berhenti untuk mengisi bahan bakar di Desa Karurru Kec.Mangkutana pkl 01.52 WITA untungnya kami membawa persediaan bahan Bakar karena info yang kami dapat di Sulawesi Tengah lagi kekurangan Bahan Bakar.


pkl 03.20 WITA kami tiba di Pendolo Kec.Pamona Selatan Kab.Poso disini kami mengistirahatkan badan, pkl 08.30 WITA kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Poso. Tiba di Kota Poso pkl 16.00 WITA kami pun beristirahat minum kopi sembari meluruskan Badan. Jarak Kota Palu dari sini sekitar 220km masih sekitar 5-6 jam lagi dan kami melanjutkan perjalanan sehabis shalat Maghrib.



perjalanan malam dari Kota Poso menuju Kota Palu memberikan atmosfer yang sedikit berbeda, entah karena kami tahu bahwa Kota tujuan kami sudah porak poranda, atau karena sesuatu hal lain yang sering di bicarakan orang-orang diluar sana ketika mendengar Kota yang Hilang, yah mungkin pembaca sudah tau tentang Kota itu yang konon katanya hidup jutaaan masyarakat tapi berada di Hutan belantara dan tak kasat mata.

Menuju ke Kota Palu tentu saja kami akan melewatinya, sekali lagi melewati jalan yang berkelok dan menanjak dan melewati Hutan yang masih rimbun, mengendarai motor denhgan kecepatan 30-40km/h semakin jauh melalui jalan udara dinginpun semakin terasa sampai ke tulang-tulang, pikiran pun melayang membayangkan berbagai macam bentuk asral tapi syukurlah perjalanan kami melewati pegunungan berjalan lancar hingga tiba di kecamatan Mamboro, yang menjadi pintu masuk ke Kota Palu bagi yang berasal dari Sulawesi Selatan dan Tenggara.
kami tiba sekitar pukul 06 pagi, kiri kanan dampak bencana sudah kelihatan, rumah-rumah yang ambruk akibat gempa dan terlihat posko-posko pengungsian disepanjang jalan, serta sampah kayu bahkan Mobil dan motor yang tidak sempat diselamatkan dari Tsunami terlihat di sepanjang jalan.


Setibanya di Kota Palu kami memarkir Truk Logistik di pekarangan Universitas Tadulako berkat saran dari teman untuk mengamankan Logistik dari masyarakat yang berkerumun, di lokasi kampus ini cukup banyak masyarakat yang mengungsi namun mereka tidak seperti masyarakat yang ada di berita maupun sosial media yang menjarah mobil-mobil relawan, setelah dijemput oleh teman kamipun melakukan Koordinasi mengenai target bantuan logistik yang kami bawa.
Posko Teman-teman Relawan dari Forum Pecinta Alam Kota Palopo (FORPA) berada tepat disamping POLRES Kota Palu, setelah mendapatkan arahan untuk pembongkaran logistik kamipun membongkar logistik di Posko Relawan FORPA.



Kamis, 11 Oktober 2018 kami pun bergerak membagikan Logistik bersama Relawan FORPA yang sudah melakukan Observasi titik-titik Posko yang jarang mendapatkan bantuan logistik, dihari ini juga kami menyempatkan untuk mengunjungi Lokasi Bencana yang banyak memakan korban jiwa yakni di Kel.Balaroa dan Desa Patobo, 2 tempat ini mengalami Likuifaksi atau pergeseran tanah yang menyebabkan rumah penduduk tenggelam oleh tanah dan bergeser hingga 1km yang terjadi di Desa Petobo dan Tanah yang tiba-tiba tenggelam di Kel.Balaroa
















sampai saat ini BNPB bekerja sama dengan seluruh Element pemerintahan yang khusus menangani bencana Alam masih mengupayakan Evakuasi Jenazah korban tercatat hingga saat ini sekitar 5000 jiwa yang belum ditemukan dan yang berhasil dievakuasi sekitar 1.700an.
setelah berkeliling melihat lokasi bencana, kami pun bersiap untuk kembali Kota Palopo dikarenakan aktivitas yang tidak bisa kami tinggalkan terlalu lama.