“Perasaan yang bercampur aduk, ingin
menangis namun berusaha terlihat tegar melihat secara langsung untuk kesekian
kalinya Potret pendidikan di Negara tercinta INDONESIA”
|
"Kami Mencintai Indonesia
Kami ingin Menjadi Indonesia
Kami Berhak Bermimpi, Mohon jangan Halangi Mimpi Kami" |
Mungkin inilah sedikit gambaran perasaan
yang penulis bisa sampaikan kepada para pembaca ketika menyaksikan langsung
adik-adik yang jauh dipelosok Desa sana, dengan segala keterbatasan fasilitas pendidikan yang dijanjikan oleh
pemerintah namun mereka penuh syukur atas apa yang mereka dapatkan demi
mengenyam pendidikan dan mendapatkan Ilmu, tak gentar walau
Berjalan kaki sejauh 5 sampai 8 kilometer dari seberang gunung menuju Sekolah.
Tepatnya di Kelas Jauh SD Makula, Dusun Lempo, Desa Kadundung, Kecamatan
Latimojong, Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan salah satu wilayah
terpencil di Kabupaten Luwu yang jaraknya sekitar 55Km dari Kota Belopa
(Ibukota Kabupaten Luwu) Melewati 2 Kecamatan (Bajo dan Bajo Barat) masuk ke
lorong yang mengarah ke Pegunungan Latimojong, serta melewati lereng gunung
yang curam dan sesekali menyebrangi sungai, barulah kita tiba dilokasi ini. Dengan
jumlah penduduk yang mulai berkurang dikarenakan hasil bumi yang sedikit dan
akses jalan yang belum dapat dilewati oleh kendaraan roda empat, dan hanya
dapat dilewati dengan kendaraan Roda 2 yang tentunya sudah di modifikasi dengan
Ban yang bergerigi.
Kelas Jauh SD Makula ini terdapat
2 Ruang Belajar berukuran sempit kurang lebih 3x5 m, berlantai tanah dan dinding
kayu seadanya, jumlah muridnya hanya
14
orang dan sudah mencakupi kelas 1 sampai kelas 6, ada 3 guru yang mengajar
yang mengabdi tanpa pamrih hanya untuk melihat anak-anak di dusun ini dapat
belajar yakni Ibu Norma (PNS), Ibu Monika (Honor), dan Ibu Husaima(Honor).
|
Belajar sama-sama |
|
Add caption |
Awalnya kelas ini berada di bawah
kolong rumah milik seorang warga di Dusun Lempo, namun atas Inisiatif Kepala
Desa dan Swasembada Masyarakat akhirnya diberikan sebidang tanah dan
dibangunkan ruang Belajar seadanya.
Dalam perjalanan menuju dusun Lempo tidaklah mudah banyak kendala yang dihadapi dikarenakan
kondisi jalan yang tidak akrab, ditambah lagi kendaraan Roda dua yang dimiliki
tidak memadai untuk digunakan menuju ke dusun ini, untungnya kami dibantu oleh
pemerintah setempat setelah berkoordinasi dengan Kepala Desa Bpk. Parambung yang
ternyata eks Pemain Bola “Striker GASPA” Palopo dan namanya cukup dikenal di
Luwu Raya, beliau mengkoordinasikan dengan kepala dusun Lempo dan beberapa
masyarkat yang turut membantu menjemput kami di Desa Tumbubara rumah Ibu Monika.
Tak banyak yang bisa kami
berikan, berbagi kebahagiaan, berbagi cerita, serta berbagi ilmu yang tidak
seberapa dan intinya kami sangat bersyukur dapat bertemu dengan adik-adik dan
Masyarakat di Dusun Lempo Desa Kadundung yang keramahannya luar biasa, menyediakan
kami temapt untuk bermalam dan memberikan rasa aman dan nyaman walaupun kami
sebagai pendatang. (Inshaa Allah Kami akan datang lagi)
|
Terima Kasih Para Donatur ☺ |
|
Bermain sambil belajar |
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih Kepada Para Donatur yang telah menyumbangkan Tas, Sepatu, Buku Tulis, Iqra,
Al-Quran, Pulpen dan Pensil untuk Masyarakat dan adik-adik di Dusun Lempo
(Semoga amal
ibadahnya diterima di oleh Tuhan Yang Maha Esa).
|
Karena Kita Harus Bahagia............ |
|
Menutup Perjumpaan dengan Basah-basahan di tempat Permandian (Bendungan) |