Jumat, 04 November 2016

Kisah perjalanan ke Ulusalu dari seorang Srikandi Muda yang Berbuat untuk Pendidikan (Tirta Wahyuni Bambang)

Udara dingin Ulusalu dan kehangatan masyarakatnya
Kurang lebih seminggu menjadi anggota komunitas TripTrooper Palopo, saya memutuskan untuk ikut dalam pendistribusian buku di desa ke 4 sasaran komunitas ini. Desa Ulusalu, Kecamatan Latimojong, sebuah nama desa yang baru pertama kali saya dengar. Tak ada sedikitpun gambaran di benakku seperti apa desa yang akan kami tuju ini, oh ya saya tahu tentang Latimojong, salah satu gunung tertinggi di Sulawesi Selatan dan saya pun mulai membayangkan seperti apa perjalananku kali ini.. pengalaman pertama menjadi seorang volunteer dan ngetrip ke daerah pengunungan.. 🙂

Biasanya saat akan melakukan perjalanan ke suatu tempat, saya akan kepo (baca : mencari tahu) seluk beluk tempat tersebut seperti apa agar lebih mempersiapkan diri, asiik hhaha.. tapi kali ini berbeda, ntah mengapa saya membiarkan begitu saja rasa penasaran tentang Desa Ulusalu ini.. yah walaupun masih tetap saja keterkepoan dengan tanya-tanya pada Trooper ( member di TripTrooper) yang telah melakukan observasi, jawaban dari mereka semakin menambah rasa penasaran seperti apa dan bagaimana perjalanan kali ini..

Tibalah waktunya kami berangkat, Jumat 28 Oktober 2016 pukul 16.00 WITA. Menggunakan sepeda motor kami berangkat berenam, dan memulai perjalanan yang menyisakan segudang cerita. Diawali dengan pemberangkatan yang molor dari rencana awal kami berangkat pukul 14.00 WITA, melakukan perjalanan “jauh” dengan orang-orang yang baru serta persiapan yang ala kadarnya. Tentu dalam trip kali ini kami membawa buku untuk disumbangkan ke sekolah-sekolah di desa yang kami tuju. Tiga karton buku duduk indah di depan jok motor kami, dan dimulailah sebuah perjalanan membawa jendela dunia itu ke mereka, anak-anak negeri yang jauh disana.

Di penghujung Oktober yang bermusim hujan, kami berangkat dengan dengan niat baik yang sepertinya di restui oleh Allah. Tak berlebihan rasanya jika kami berpendapat seperti itu, selama perjalanan alhamdulillah kami tak berjumpa dengan hujan. Tak terbayang jika kami harus bertemu dengan hujan, medan yang kami lalui untuk sampai ke desa Ulusalu sangat berat menurutku. Melakukan perjalanan malam dengan seabrek bawaan serta medan yang berbatu, menanjak terjal, licin karena berlumpur tebal dan jurang serta satu-satunya penerangan kami hanyalah lampu sorot dari motor. Beberapa kali kami singgah untuk beristirahat sejenak bukan hanya karena kami yang kelelahan tapi karena motor yang kami kendarai juga lelah.hhaha

Motor yang mogok, buku yang jatuh beberapa kali dan kami pun juga beberapa kali terjatuh namun ajaibnya kami hanya tertawa, bukan karena lucu tapi karena kami yakin dibalik semua kesusahan yang kami lewati ini ada sesuatu yang indah telah menunggu. Tak jarang kami juga turun dari motor dan berjalan kaki dengan medan yang gak nyantai. Untaian doa dalam hati tak pernah luput dari bibir yang mulai beku karena kedinginan namun tetap bercucuran keringat karena menahan beban bawaan dan melawan rasa takut.. (ini gambaran perjalanan dari kami para wanita yang duduk manis di belakang lelaki-lelaki hebat yang mengendari motor jauh lebih hebat.hhaha)

Melewati kegelapan dan dinginnya angin malam, selalu ada harapan ketika saya melihat cahaya..namun ternyata itu hanya cahaya dari kunang-kunang yang takkan pernah kau jumpai di kota. Bertanya-tanya kapan kami akan tiba? Ini sudah hampir 7 jam perjalanan dan lelah pun menghampiri namun tidak menyurutkan semangat kami. Yah kami akhirnya memasuki desa yang kami rindukan walaupun saya sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di desa ini. Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong, waktu menunjukkan pukul 22.30 WITA udara dingin yang semakin menusuk seketika menghangat dengan sambutan keluarga Ne’ Janggo yang nama aslinya bapak Abd. Malik. Yah kami tiba larut malam dan terpaksa membangunkan yang punya rumah dengan kedatangan kami. Dengan ramah ibu Dina menyuguhi kami dengan kopi dan makanan, sedikit info kami juga telah membawa sedikit bekal dari Palopo dan akhirnya kami makan. Aah bahagia itu memang sederhana, sesederhana ibu Dina dan keluarganya yang istimewa.

Pagi hari, Sabtu 29 Oktober 2016 kami pun bersiap menjalankan “misi”. Sungguh pemandangan alam yang disuguhkan desa Ulusalu sangat memanjakan mata, saya pun seolah takjub dengan apa yang “telah” saya lewati untuk sampai di desa ini. Hari ini dimulai dengan bersepakat dengan diri sendiri untuk harus MANDI! Luar biasa suhu udara disini namun sangat menyejukkan.
                                       (seru-seruan bareng anak-anak pegununga di ulusalu)

Dari tiga karton buku yang kami bawa, satu kartonnya diminta oleh ibu Dina untuk diserahkan ke sekolah tempat ia mengabdi MTs Ulusalu dan dua karton lainnya kami serahkan ke MAN Ulusalu. Selain menyerahkan buku kami pun mengadakan kegiatan di SMP Negeri 1 Ulusalu. Sekolah ini tidak jauh berbeda dengan keadaan sekolah-sekolah di daerah terpencil pada umumnya. Sebelum bertemu dengan anak-anak, kami terlebih dahulu bertemu dan berbincang dengan kepala sekolah dan guru-guru. Mendengar cerita dan pangalaman mereka, saya bangga dan saya cukup ta
hu bagaimana rasanya menjadi seorang guru di daerah yang agak jauh dari jangkauan pemerintah. Satu hal yang membuat saya bangga mendengar cerita tantang SMPN 1 Ulusalu ini, ia berhasil mengirim seorang siswanya untuk mewakili Kabupaten Luwu di OSN Matematika tingkat Provinsi. Wah salut, anak gunung dengan segala keterbatasan bisa sampai ke tingkat provinsi. Inilah contoh nyata, bahwa pendidikan itu bukan hanya milik ia yang kaya dan mampu serta dengan segala fasilitas yang memadai. Namun pendidikan adalah hak setiap warga negara yang mau terus belajar, berusaha mencari dan menuntut ilmu serta membawa perubahan. Tetap semangat para pejuang pendidikan dimanapun kita berada, ingatlah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Di sela-sela kami bercengkrama dengan bapak ibu guru, kami disuguhi kopi khas ulusalu. Yah daerah pengunungan ini mayoritas masyarakatnya petani kopi dan cengkeh. Mencicipi kopi hitam yang disuguhkan menambah semangat kami untuk bertemu mereka para calon generasi emas penerus bangsa. Tibalah saatnya kami berjumpa dengan mereka, melihat wajah-wajah polos mereka yang penuh tanya siapa kami ini?hhaha Kamipun berkenalan, sebisa mungkin memecah kekakuan mereka kedatangan “orang asing” dan melihat senyuman dan tawa lepas di wajah-wajah mereka. Tujuan dari kegiatan yang kami lakukan bukanlah untuk datang mengajar seperti yang dilakukan bapak ibu guru di sekolah. Kami mengajak mereka bermain sambil belajar, memberikan motivasi, dan sedikit berbagi dari apa yang kami miliki (ilmu dan semangat). Yah kami mulai sedikit mengenal mereka, bagaimana mereka yang malu-malu berani bermimpi dan berani menggapai impiannya masing-masing. Tidak mudah untuk mereka ke sekolah, sekali lagi jalanan di desa Ulusalu memang gak nyantai ditambah harus berjalan berkilo-kilo meter untuk sampai di sekolah, serta sarana dan prasana sekolah yang kurang memadai. Inilah potret pendidikan di hampir seluruh pelosok negeri ini, mereka tertinggal bukan karena mereka tidak mampu tapi karena mereka selalu hampir luput dari perhatian. Dan saya bangga terhadap orang-orang yang masih peduli, masih ingin berbagi dan memikirkan orang lain. Tetap semangat kakak-kakak volunteer! Tetap semangat TripTrooper, sedikit bergerak itu membawa perubahan daripada hanya diam! Jadilah bermanfaat, belajar, berbagi, peduli dan semangat bermimpi! Satu hal yang saya dapatkan menjadi volunteer di TripTrooper, ini bukanlah tentang seberapa jauh kami pergi, bukan sekedar pemadangan indah yang disuguhkan, dan bukan pula beberapa foto keren yang bisa kami dapatkan. Namun ini tentang senyuman anak-anak yang menunggu untuk dilihat dan menjadikanmu bermanfaat. Akan ada rindu yang teringgal di setiap perjalanan.

9 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Luaaaarrr biasaaa... Saluut..👍👍👍

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Mantap...semngatki pejuang pendidikan

    BalasHapus
  5. Jadi pengen gabung dgn komunitas ini,, caranya gimana yahh???

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagi teman2 yang mau join untuk berbagi, silahkan hubungi kontak person kami,
      085255812493 a/n Novi
      pin BB 7edb8191

      Hapus
  6. Bangga padamu adikku (Tirta)

    Serasa mau gabung...
    Caranya bagaimn?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagi teman2 yang mau join untuk berbagi, silahkan hubungi kontak person kami,
      085255812493 a/n Novi
      pin BB 7edb8191

      Hapus
  7. Seppp lah insyaallah berkah.
    Icchank_mummy

    BalasHapus